Kesuksesan tak diperoleh secara instan. Pun demikian dengan Putri Ramawati. Ia sukses mengelola penerbitan buku. Novelis bernama pena Putri Adisty ini menceritakan kiprahnya di bidang literasi.
Berawal dari hobinya menulis sejak kecil, Putri Ramawati akhirnya bisa mendirikan perusahaan penerbitan sendiri. Kini dia tak perlu waktu lama untuk menerbitkan karyanya.
“Padahal dulu kalau ingin menerbitkan buku harus menunggu lama ke penerbit,” tutur alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.
Saat ini sudah dua karya ia telurkan dari hobi menulisnya. Yaitu buku anak dan antologi puisi yang ditulisnya bersama kawan komunitasnya. Berkat dukungan keluarga dan teman-temannya, akhirnya Putri mendirikan perusahaan penerbitan sendiri.
Niat ini kemudian dipertajam dengan kemauannya untuk belajar. Putri memutuskan belajar sendiri desain dan tata letak. Seiring berjalannya waktu, anak ketiga dari empat bersaudara ini menguasai kedua kemampuan yang bisa menjadi modal untuk memulai bisnis.
Namun yang jadi masalah adalah Putri merupakan pendatang baru dengan reputasi yang belum besar. Sehingga orang-orang belum mengenalnya. Meski begitu, Putri tak kehabisan akal.
Ia memutuskan merancang sendiri bukunya yang berisi puisi-puisi cinta. Itu karangannya bersama komunitasnya. Tidak berhenti di situ, bukunya juga didistribusikan sendiri. “Ya saya dibantu teman-teman untuk distribusi buku itu,” paparnya.
Tak disangka, usahanya membuahkan hasil. Buku-buku yang ditawarkan Putri mendatangkan penghasilan. Kemudian, dia manfaatkan untuk membuat buku. Selain itu juga untuk membangun ANM Penerbit.
Karya pertamanya adalah antologi atau kumpulan puisi. Bersama teman-teman komunitasnya yang juga hobi menulis, Putri mulai berkarya untuk menghasilkan buku. “Bersama komunitas Pejuang Antologi dan Indonesia Berani Menulis saya memulai berkarya,” tuturnya.
Sejak di bangku SD, Putri suka menulis buku diari. Tempat curhatan sehari-hari tentang sesuatu yang dialaminya selama seharian. Perempuan asli Kelurahan Dermo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri ini memang tertarik pada bidang tulis-menulis. Bahkan, hobinya berlanjut saat memasuki perguruan tinggi.
Meskipun saat itu kuliah di jurusan pendidikan bahasa Inggris, Putri tetap aktif menulis. “Supaya tidak menghilangkan apa yang jadi hobi saya sejak kecil, waktu kuliah saya jadi jurnalis kampus,” ungkapnya.
Saat menjadi jurnalis untuk koran kampus, Putri lebih sering menulis untuk mengkritisi kebijakan dan peristiwa yang terjadi di kampusnya. Setelah lulus pada 2012, ia tetap menulis. Mencoba tantangan baru yakni menulis fiksi.
“Sempat kesulitan karena menulis fiksi harus lebih banyak imajinasi dan butuh inspirasi untuk menulisnya,” imbuhnya. (ica/ndr)